Tugas Kaum Proletar Dalam Revolusi Sekarang Ini[1] (Tesis April)

V.I. Lenin (1917)


Diterbitkan pada 7 April 1917, di majalah Pravda No. 26

Sumber: The Tasks of the Proletariat in the Present Revolution. Lenin Collected Works Vol. 24. Moscow, Progress Publishers, 1974. hal. 19-26.

Penerjemah ke dalam bahasa Indonesia: Ted Sprague (20 November 2022)


Pengantar Penerjemah: Lenin Mempersenjatai Ulang Partai

Ted Sprague

 

Tesis April merupakan episode penting dalam sejarah Partai Bolshevik dan Revolusi Oktober. Tanpa Tesis April, bisa dikatakan Partai Bolshevik tidak akan mampu memberikan kepemimpinan yang diperlukan untuk Revolusi Oktober.

Pecahnya Revolusi Februari pada 1917 menggulingkan monarki Tsar. Namun rakyat pekerja tidak hanya menuntut berakhirnya rejim feodal yang telah selama ribuan tahun mencekik mereka. Mereka juga menuntut berakhirnya perang, roti untuk buruh, dan tanah untuk tani. Rakyat mendambakan masyarakat tanpa penindasan. Rakyat pekerja secara spontan membentuk organ perjuangan revolusioner mereka, yaitu soviet. Ini adalah organ rakyat yang paling demokratis, yang melampaui demokrasi parlementer yang munafik itu. Lewat soviet rakyat aspirasi perjuangan rakyat tersalurkan langsung dari bawah, tanpa perangkap-perangkap parlementer.

Walaupun rakyat telah melangkah begitu jauh kesadarannya, mereka belum memiliki kepemimpinan mereka sendiri yang memadai untuk tugas-tugas revolusi. Di tengah kevakuman ini, posisi kepemimpinan soviet diisi oleh pemimpin-pemimpin reformis dari Partai Menshevik dan Sosialis Revolusioner. Mereka adalah tokoh-tokoh ternama yang dikenal baik oleh massa luas, yaitu para pengacara dan jurnalis yang memang sering tampil di muka umum. Di tengah karnaval revolusi, para pemimpin reformis ini terseret oleh arus revolusi dan mengeluarkan pernyataan-pernyataan revolusioner yang bombastis, yang memang sesuai dengan mood massa saat itu. Tetapi sesungguhnya isi program kaum reformis ini dipenuhi dengan ambiguitas dan rakyat pekerja belum bisa melihat ini. Sepanjang pengamatan mereka, semua pemimpin kiri – baik Menshevik maupun Bolshevik – memiliki program yang sama.

Setelah jatuhnya monarki Tsar, kaum borjuasi liberal membentuk Pemerintahan Provisional mereka. Pemerintahan ini dibentuk dari atas oleh elite-elite borjuis tanpa keterlibatan massa, dan oleh karenanya sesungguhnya tidak memiliki legitimasi dan basis massa. Tujuan pemerintahan ini adalah memastikan revolusi berada di jalur yang aman, yaitu jalur yang mempertahankan privilese borjuasi dan tuan tanah. Namun, soviet-soviet di bawah kepemimpinan Menshevik memberikan dukungan mereka pada Pemerintahan Provisional. Tanpa sokongan soviet, Pemerintahan ini tidak akan bertahan barang sehari pun.

Di sini kita temui situasi kekuasaan ganda. Buruh dan tani telah meluncurkan revolusi dan kekuasaan sesungguhnya ada di depan mata mereka untuk dipungut. Tetapi mereka tidak sepenuhnya menyadari ini, dan juga tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan kekuasaan ini. Mereka tahu apa yang tidak mereka inginkan, yaitu monarki Tsar, tetapi mereka belum dengan jelas merumuskan apa yang mereka inginkan. Yang ada hanyalah gagasan-gagasan kabur mengenai kebebasan dan kesejahteraan. Kelas borjuasi selalu tahu apa yang harus mereka lakukan dengan kekuasaan, dan dengan sigap mereka mendirikan Pemerintahan Provisional. Tetapi pemerintahan borjuis ini hanya bisa berdiri dengan bantuan kepemimpinan reformis soviet yang "meminjamkan" otoritas soviet kepadanya. Dengan ini, ada dua kekuasaan yang berdiri: yang pertama adalah soviet, yang sebenarnya memiliki kekuasaan tetapi tidak menyadarinya; yang kedua adalah pemerintahan provisional, yangsebenarnya tidak punya kekuasaan tetapi bisa berkuasa hanya karena pemimpin reformis soviet menyerahkan kekuasaan soviet kepadanya.

Kebijakan Menshevik ini mengalir dari doktrin revolusi dua-tahap mereka, bahwa revolusi di Rusia adalah revolusi demokratik nasional. Oleh karenanya kelas proletariat (soviet) harus mendukung kelas borjuasi (Pemerintahan Provisional). Kaum reformis ini takut dengan kekuasaan, dan dengan siap sedia menyerahkannya ke borjuasi. Situasi ini diperburuk oleh posisi kepemimpinan Bolshevik yang pada awalnya juga ambigu, dan justru mengekor kebijakan Menshevik. Stalin dan Kamenev yang sudah tiba di Rusia terlebih dahulu mengarahkan Partai Bolshevik untuk mendukung Pemerintahan Provisional, dan bahkan menganjurkan merger dengan Menshevik.

Dari Februari hingga Maret, Lenin masihlah berada di pengasingan, dan dari kejauhan dia menjadi sangat khawatir akan posisi keliru yang diambil oleh kepemimpinan Bolshevik di dalam Rusia. Dengan surat-suratnya, yang di kemudian hari dikenal sebagai Letters from Afar, dia merumuskan garis politik baru Partai Bolshevik: tidak boleh ada dukungan sedikit pun pada Pemerintahan Provisional, bahkan bila dibaluti dengan ungkapan "dukungan kritis"; menolak semua usaha mencampur aduk panji dan merger dengan Menshevik; kelas proletariat harus mempersiapkan dirinya untuk mengambil kekuasaan. Slogan utamanya: "Seluruh Kekuasaan untuk Soviet". Para pemimpin Bolshevik di dalam Rusia yang membaca surat-surat Lenin terperanjat dengan posisi ini, dan mengira Lenin sudah gila dan menjadi Trotskis.

Di tempat yang lain, Trotsky secara independen juga merumuskan perspektif yang sama dengan Lenin. Apa yang dirumuskan Trotsky sejauh 1905, dalam teori yang dikenal dengan nama Revolusi Permanen, mendapatkan validasinya dalam Revolusi Rusia. Tesis April menyatukan Lenin dan Trotsky. Semua perbedaan lama mereka menjadi tidak lagi penting, dan Lenin semasa hidupnya tidak pernah lagi mengungkit-ungkitnya. Sementara Lenin mengecam dengan keras setiap usaha untuk bersatu dengan Menshevik, dia menerima Trotsky dan organisasinya Komite Inter-distrik dengan tangan terbuka ke dalam Partai Bolshevik.

Segera setelah tiba di Petrograd, Lenin tanpa basa-basi meluncurkan perjuangan ideologi yang sengit di dalam partai. Dia hancurkan pemikiran kaku para pemimpin Bolshevik yang masih terpenjara oleh slogan lama "kediktatoran demokratik proletariat dan tani". Dalam Letters on Tactics, Lenin mengecam dengan keras: "Orang yang kini berbicara hanya mengenai ‘kediktatoran demokratik-revolusioner proletariat dan tani’ sudah tertinggal oleh laju waktu, dan oleh karenanya dia secara efektif telah menyeberang ke sisi borjuasi kecil dalam melawan perjuangan kelas proletariat; orang seperti ini baiknya disimpan di museum antik ‘Bolshevik’ pra-revolusi (yang dapat juga disebut museum ‘Bolshevik Tua’)."

Dengan Tesis Aprilnya, Lenin mempersenjatai ulang partai untuk bisa memenuhi tugas historis kelas proletariat. Dalam waktu yang relatif pendek, Lenin berhasil memenangkan polemik ini karena gagasannya bersesuaian dengan anggota akar rumput Bolshevik. Anggota akar rumput Bolshevik jauh lebih kiri dari kepemimpinan mereka, karena mereka lebih dekat dengan denyut nadi revolusi. Mereka sudah bisa merasakan ada yang keliru dengan posisi dewan editor Pravda yang dipimpin Stalin dan Kamenev, tetapi mereka tidak tahu persis bagaimana menjawabnya. Dengan Tesis Aprilnya Lenin menyediakan jawaban tersebut.

Walaupun Lenin memenangkan posisinya pada April, pergulatan yang sama mencuat kembali pada bulan Oktober pada momen penentuan perebutan kekuasaan. Masih banyak pemimpin Bolshevik yang sesungguhnya menentang Tesis April dan slogan "Seluruh Kekuasaan Untuk Soviet". Bahkan setelah Soviet mengambil kekuasaan, banyak pemimpin Bolshevik yang mendorong agar Bolshevik membentuk pemerintahan koalisi dengan Menshevik, di mana koalisi ini secara efektif akan membatalkan Revolusi Oktober.

Di kemudian hari, problem yang serupa hadir lagi dan lagi di banyak revolusi. Kita sebut beberapa saja di sini sebagai contoh. Pada Revolusi China 1925-27, kepemimpinan Komintern di bawah Stalin mengarahkan Partai Komunis China (PKC) untuk menunda perjuangan perebutan kekuasaan demi mendukung partai borjuis nasional Kuomintang (KMT). Alasannya sama: revolusi China adalah revolusi demokratik nasional dan maka dari itu tugas proletariat adalah mendukung borjuasi nasional. Aliansi lintas-kelas ini menundukkan PKC di bawah KMT, melucuti kewaspadaan kelas kaum proletariat. KMT lalu berpaling dan membantai puluhan ribu kaum komunis, dan mengakhiri Revolusi China dengan banjir darah. Lalu selama periode Revolusi Indonesia 1955-65, kaum Stalinis PKI mengulangi kesalahan yang sama, kali ini dengan Soekarno yang dianggapnya sebagai pemimpin borjuasi nasional progresif. Hasilnya adalah kekalahan 1965 dengan korban jutaan.

Partai Bolshevik dan Revolusi Rusia sudah pasti akan mengalami nasib serupa bila saja Lenin tidak mengubah haluan partai dengan Tesis Aprilnya. Oleh karena itu, pelajaran yang terkandung dalam Tesis April dan polemik seputarnya sangatlah penting bagi setiap pejuang revolusioner. Tanpa Lenin dan Tesis Aprilnya, kita bisa dengan yakin mengatakan bahwa sejarah dunia akan sangatlah berbeda.

 

Ted Sprague

22 November, 2022


Saya tiba di Petrograd pada malam hari tanggal 3 April, dan karena itu dalam pertemuan pada tanggal 4 April saya tentu saja hanya dapat memberikan laporan mengenai tugas kaum proletar revolusioner atas nama saya sendiri, dan dengan perasaan khawatir karena kurangnya persiapan.

Satu-satunya hal yang dapat saya lakukan untuk membuat segala sesuatu lebih mudah bagi diri saya sendiri – dan bagi lawan-lawan yang jujur – adalah mempersiapkan tesis-tesis ini secara tertulis. Saya membacanya, dan menyerahkan teks tersebut pada Kamerad Tsereteli. Saya membacanya dua kali dengan amat perlahan: pertama di pertemuan kaum Bolshevik dan lalu di pertemuan yang dihadiri baik kaum Bolshevik maupun Menshevik.

Saya menerbitkan tesis-tesis saya sendiri ini hanya dengan catatan penjelasan yang teramat singkat, yang dikembangkan dengan lebih terperinci dalam laporan ini.

Tesis-tesis

1) Mengenai sikap kita terhadap perang, yang di bawah pemerintahan baru Lvov dkk. jelas masih merupakan perang predatoris imperialis bagi Rusia karena watak kapitalis pemerintahan itu, tak boleh diperkenankan secuil pun konsesi pada "defensisme revolusioner".[2]

Kaum proletariat yang sadar kelas dapat mendukung perang revolusioner, yang sungguh akan membenarkan defensisme revolusioner, hanya dengan syarat: a) kekuasaan telah beralih ke tangan proletariat dan lapisan tani termiskin yang bersekutu dengan proletariat; b) semua aneksasi dibatalkan tidak hanya dalam ucapan tetapi juga tindakan; c) perpecahan sepenuhnya dan sesungguh-sungguhnya dengan semua kepentingan kapitalis.

Mengingat massa luas yang secara jujur masih percaya pada defensisme revolusioner, yang menerima perang hanya sebagai sebuah keharusan, dan bukan untuk menjajah bangsa lain; mengingat fakta bahwa mereka ditipu oleh kaum borjuasi, maka kita harus dengan sungguh menyeluruh, gigih, dan sabar menjelaskan kekeliruan mereka kepada mereka, menjelaskan hubungan yang tak terpisahkan antara kapital dan perang imperialis, dan membuktikan bahwa tanpa menumbangkan kapital kita tidak akan mungkin bisa mengakhiri perang dengan perdamaian yang sungguh demokratik, yaitu perdamaian yang tidak dipaksakan dengan kekerasan.

Kampanye untuk menyebarluaskan pandangan ini harus diorganisir di antara para prajurit di garis depan.

Fraternisasi.

2) Ciri-ciri khas situasi di Rusia sekarang adalah bahwa bangsa ini tengah beralih dari tahapan pertama revolusi – yang, karena kurangnya kesadaran kelas dan organisasi proletariat, menempatkan kekuasaan di tangan borjuasi – ke tahapan keduanya, yang mesti menempatkan kekuasaan di tangan proletariat dan lapisan tani termiskin.

Di satu sisi, peralihan ini dicirikan oleh pengakuan penuh atas hak-hak rakyat secara hukum (Rusia hari ini adalah negeri yang paling bebas di antara semua negeri yang berperang di seluruh dunia); di sisi lain, oleh tidak adanya kekerasan terhadap massa, dan, terakhir, oleh kepercayaan mereka yang tidak masuk akal pada pemerintahan kapitalis, yang merupakan musuh terburuk perdamaian dan sosialisme.

Situasi yang unik ini menuntut kita untuk mampu menyesuaikan diri kita pada kondisi-kondisi kerja Partai yang spesial di antara massa proletar yang begitu luas yang baru saja terbangunkan ke kehidupan politik.

3) Jangan dukung Pemerintahan Provisional; kebohongan semua janji-janjinya harus diungkapkan, terutama janji-janjinya untuk tidak melakukan aneksasi. Kita harus membongkar kebohongan ini, alih-alih mengajukan "tuntutan" yang membiakkan ilusi agar pemerintahan ini, yang merupakan pemerintahan kapitalis, berhenti menjadi pemerintahan imperialis.

4) Mengakui fakta bahwa di kebanyakan Soviet Perwakilan Buruh partai kita masihlah minoritas, dan sejauh ini minoritas kecil, yang berhadap-hadapan dengan mayoritas blok yang menyatukan semua elemen oportunis borjuis-kecil, dari kaum Sosialis Kerakyatan dan kaum Sosialis Revolusioner sampai ke Komite Pengorganisasian (Chkheidze, Tsereteli, dll.), Steklov, dll., dll., yang telah menyerah pada pengaruh kaum borjuasi dan menyebarkan pengaruh tersebut di antara kaum proletar.

Massa harus dibuka matanya bahwa Soviet Perwakilan Buruh adalah satu-satunya bentuk pemerintahan revolusioner yang memungkinkan, dan oleh karenanya tugas kita adalah, selama pemerintahan ini berada di bawah pengaruh borjuasi, memberi massa penjelasan yang sabar, sistematis, dan gigih mengenai kekeliruan taktik mereka, penjelasan yang terutama disesuaikan dengan kebutuhan praktis massa.

Selama kita masih minoritas kita teruskan kerja mengkritik dan mengekspos kekeliruan, dan pada saat yang sama kita jelaskan perlunya memindahkan seluruh kekuasaan negara ke Soviet Perwakilan Buruh, dengan demikian rakyat dapat memperbaiki kesalahan mereka lewat pengalaman.

5) Bukan republik parlementer – karena bila kita kembali dari Soviet Perwakilan Buruh ke republik parlementer, ini adalah langkah mundur – tetapi republik Soviet Perwakilan Buruh, Buruh Tani, dan Tani di seluruh negeri, dari atas sampai bawah.

Hapus polisi, angkatan bersenjata dan birokrasi. [dalam kata lain, gantikan angkatan bersenjata dengan rakyat bersenjata.]

Gaji seluruh penjabat, yang semuanya dipilih dan dapat direcall kapan pun, tidak melebihi gaji rata-rata buruh terampil.

6) Penekanan dalam program agraria digeser ke Soviet Perwakilan Buruh Tani.

Sita semua tanah milik tuan tanah besar.

Nasionalisasi semua tanah di pedesaan; penggunaan tanah diatur oleh Soviet Perwakilan Buruh Tani lokal. Mengorganisasi Soviet Perwakilan Tani Miskin yang terpisah. Mendirikan pertanian model di tiap-tiap lahan yang luas (dengan luas antara 100 hingga 300 hektar, sesuai dengan kondisi setempat dan kondisi-kondisi lainnya, dan sesuai dengan keputusan badan-badan setempat) di bawah kontrol Soviet Perwakilan Buruh Tani dan demi kepentingan publik.

7) Amalgamasi semua bank di negeri ini menjadi satu bank nasional, yang akan berada di bawah kontrol Soviet Perwakilan Buruh

8) Tugas segera kita sekarang bukanlah "memperkenalkan" sosialisme, tetapi menerapkan produksi sosial dan distribusi barang di bawah kontrol Soviet Perwakilan Buruh.

9) Tugas-tugas partai:

(a) Segera menyelenggarakan kongres Partai;

(b) Mengubah Program Partai, terutama:

(1) Mengenai masalah imperialisme dan perang imperialis;

(2) Mengenai sikap kita terhadap negara dan tuntutan kita untuk "negara komune" [yaitu, negara dengan prototipe Komune Paris];

(3) Mengubah program minimum kita yang sudah kedaluwarsa

(c) Mengubah nama Partai. [Alih-alih "Sosial Demokrasi", yang para pemimpinnya di seluruh dunia telah mengkhianati sosialisme dan menyeberang ke sisi borjuasi (kaum "defensis" dan kaum "Kautskyite" yang bimbang), kita harus memanggil diri kita Partai Komunis.]

10) Internasional Baru.

Kita harus mengambil inisiatif untuk mendirikan sebuah Internasional yang revolusioner, yakni Internasional yang melawan kaum sauvinis-sosial dan kaum "Sentris". [Kaum "Sentris" dalam gerakan Sosial Demokratik internasional adalah tendensi yang terombang-ambing antara kaum sauvinis (= kaum "defensis") dan kaum internasionalis, yaitu Kautsky dkk. di Jerman, Longuet dkk. di Prancis, Chkheidze dkk. di Rusia, Turati dkk. di Italia, MacDonald dkk. di Inggris, dst.]

Agar para pembaca dapat mengerti mengapa saya menekankan bahwa sangat jarang sekali ada musuh yang jujur, saya mengundang para pembaca untuk membandingkan tesis-tesis di atas dengan keberatan yang diutarakan oleh Tn. Goldenberg: Lenin, katanya, "telah mengibarkan panji perang sipil di tengah-tengah demokrasi revolusioner" (dikutip di korannya Plekhanov Yedinstvo[3] No. 5).

Sungguh luar biasa bukan?

Saya menulis, menyatakan dan menjelaskan secara terperinci: "Mengingat massa luas yang secara jujur masih percaya pada defensisme revolusioner ... mengingat fakta bahwa mereka ditipu oleh kaum borjuasi, maka kita harus dengan sungguh menyeluruh, gigih, dan sabar menjelaskan kekeliruan mereka kepada mereka ..."

Namun tuan-tuan borjuis yang menamai diri mereka kaum Sosial Demokrat, yang bukanlah bagian dari massa luas yang masih percaya pada defensisme, dengan air muka tenang menyajikan pandangan saya seperti berikut: "Panji [!] perang sipil (tidak pernah sekalipun saya mengutarakan kata ini baik dalam tesis-tesis saya maupun pidato-pidato saya) telah dikibarkan (!) di tengah-tengah [!!] demokrasi revolusioner ..."

Apa artinya ini? Bagaimana ini berbeda dari agitasi koran Russkaya Volya[4] yang menghasut kerusuhan?

Saya menulis, menyatakan dan menjelaskan secara terperinci: "Soviet Perwakilan Buruh adalah satu-satunya bentuk pemerintahan revolusioner yang memungkinkan, dan oleh karenanya tugas kita adalah memberi massa penjelasan yang sabar, sistematis, dan gigih mengenai kekeliruan taktik mereka, penjelasan yang terutama disesuaikan dengan kebutuhan praktis massa."

Tetap saja musuh saya menggambarkan pandangan saya sebagai seruan untuk meluncurkan "perang sipil di tengah-tengah demokrasi revolusioner"!

Saya menyerang Pemerintahan Provisional karena mereka tidak menetapkan tanggal yang awal, atau bahkan tanggal apapun, untuk penyelenggaraan Majelis Konstituante, dan karena mereka hanya berjanji saja. Saya berargumen, tanpa Soviet Perwakilan Buruh dan Tentara penyelenggaraan Majelis Konstituante tidak terjamin dan mustahil berhasil.

Dan saya dituduh menentang penyelenggaraan segera Majelis Konstituante!

Saya menganggap ini "ocehan tak keruan", bila saja puluhan tahun pengalaman berpolitik mengajari saya bahwa musuh yang jujur adalah pengecualian yang sangat langka.

Tn. Plekhanov dalam korannya menyebut pidato saya "ocehan tak keruan". Baik sekali, Tn. Plekhanov! Tetapi perhatikan betapa canggung, kasar, dan bodohnya Anda dalam polemik Anda. Bila saya menghantarkan pidato meracau selama dua jam, mengapa ratusan hadirin menoleransi "ocehan tak keruan" ini? Selain itu, mengapa koran Anda mendedikasikan satu lembar penuh mengupas "celoteh tak keruan" ini? Tidak konsisten, sungguh tidak konsisten!

Tentu saja jauh lebih mudah untuk berteriak mencaci maki dan mengumpat daripada mencoba memahami, menjelaskan, mengingat apa yang Marx dan Engels katakan pada 1871, 1872 dan 1875 mengenai pengalaman Komune Paris dan mengenai negara macam apa yang diperlukan oleh proletariat.

Sang mantan Marxis Tn. Plekhanov jelas tidak peduli untuk mengingat Marxisme.

Saya mengutip apa yang dikatakan oleh Rosa Luxemburg, yang pada 4 Agustus, 1914, menyebut Sosial Demokrasi Jerman "bangkai busuk". Dan orang-orang seperti Plekhanov, Goldenberg dkk. merasa "tersinggung". Atas nama siapa? Atas nama kaum sauvinis Jerman, yang tersinggung karena mereka disebut sauvinis!

Mereka telah mendorong diri mereka sendiri ke situasi yang sulit, kaum sauvinis-sosial Rusia yang malang ini – yang sosialis dalam ucapan dan sauvinis dalam tindakan.


Catatan kaki:

[1] Diterbitkan di Pravda No. 26, pada 7 April, 1917, di atas nama N. Lenin, artikel ini mengandung Tesis April Lenin yang terkenal itu, yang dibacakannya di dua rapat yang diadakan di Istana Tauride pada 4 April (17 April), 1917 (di sebuah pertemuan kaum Bolshevik dan di pertemuan gabungan perwakilan Bolshevik dan Menshevik untuk Konferensi Soviet Perwakilan Buruh dan Tentara Seluruh Rusia). Artikel ini diterbitkan ulang di koran Bolshevik Sotsial-Demokrat (Moskow), Proletary (Kharkov), Krasnoyarsky Rabochy (Krasnoyarsk), Vperyod (Ufa), Bakinsky Rabochy (Baku), KavkazskyRabochy (Tiflis), dll.

[2] "Defensisme Revolusioner" adalah gagasan pro-perang yang dipegang oleh sejumlah kaum sosialis. Mereka mendukung perang yang dikobarkan oleh pemerintahan borjuis mereka sendiri dengan dalih untuk mempertahankan revolusi dari invasi asing. Selama Revolusi Rusia, kaum Menshevik dan SR mendukung kebijakan Pemerintahan Provisional borjuis untuk melanjutkan keterlibatan Rusia dalam perang, dengan alasan untuk membela Revolusi Rusia dari ancaman Jerman.

[3] Yedinstvo (Persatuan) – koran harian yang diterbitkan di Petrograd dari Maret hingga November 1917, dan lalu dengan nama yang berbeda dari Desember 1917 hingga Januari 1918. Disunting oleh G.V. Plekhanov, koran ini menyatukan sayap kanan ekstrem Menshevik dan memberikan dukungan sepenuhnya pada Pemerintahan Provisional borjuis. Koran ini melancarkan perjuangan sengit melawan Partai Bolshevik.

[4] Russkaya Volya (Kebebasan Rusia) – koran harian borjuis yang diterbitkan dan didanai oleh bank-bank besar. Koran ini meluncurkan kampanye yang menghasut kekerasan terhadap kaum Bolshevik. Lenin menyebutnya sebagai salah satu koran borjuis yang paling menjijikkan. Koran ini terbit di Petrograd dari Desember 1916 hingga Oktober 1917.